Overview of Wealth Management

Seringkali begitu mendengar istilah Wealth Management, kita hanya terfokus pada meningkatkan kekayaan (wealth), padahal ini adalah sebuah pemahaman yang kurang lengkap. Apalagi saat ini dengan semakin gencarnya penawaran jasa Wealth Management, baik melalui layanan perbankan maupun penasihat keuangan, maka kita perlu memahami konsep ini secara komprehensif.

Konsep Wealth Management pada dasarnya terbagi dalam 3 bagian besar yaitu Wealth Protection and Preservation, Wealth Growth and Accumulation serta Wealth Transition and Distribution. Dalam bagian pertama, kita harus memikirkan bagaimana untuk melindungi wealth yang sudah dimiliki dan mengusahakan agar wealth tsb bisa awet dalam waktu yang panjang. Tentu saja berbicara tentang proteksi, berarti kita ingin melindungi wealth dari risiko. Sebagai contoh kita ingin melindungi rumah kita dari risiko kebakaran, kita ingin melindungi mobil kita dari risiko kecelakaan, kita ingin melindungi diri kita pribadi dari risiko penyakit kritis, dll.

Jika Anda tidak ingin menanggung risiko yang mungkin terjadi, maka Anda bisa mengalihkan risiko tsb ke perusahaan asuransi melalui produk asuransi jiwa, asuransi kesehatan, ataupun asuransi umum lainnya. Tetapi jika dihadapkan risiko dalam berinvestasi, maka kita menghadapi risiko yang bisa dihilangkan melalui proses diversifikasi atau risiko pasar yang hanya bisa dihilangkan melalui proses hedging (lindung nilai).

Dalam bagian kedua, kita berbicara bagaimana meningkatkan kekayaan tsb, tentu saja ini juga memerlukan pemahaman dari segi perpajakan, segi investasi baik instrumen finansial, instrumen fisik maupun melalui unit bisnis, serta pengelolaan keuangan. Bicara tentang perpajakan, maka kita harus mengusahakan agar pajak yang dibayar adalah seefisien mungkin tanpa melanggar aturan yang berlaku.

Bicara tentang investasi, kita bisa mempertimbangkan untuk menggunakan strategi aktif atau pasif. Strategi aktif berarti kita terlibat langsung dan ikut aktif mengelola, misalnya Anda memilih sendiri saham, obligasi ataupun bisnis yang Anda inginkan. Sedangkan pasif berarti kita menyerahkan pengelolaan investasi tsb kepada pihak ketiga misalnya dengan membeli reksadana, atau jika Anda membeli sebuah saham dan tidak Anda perjualbelikan dalam waktu singkat. Instrumen investasinya juga bisa berbentuk fisik, misalnya Anda membeli lukisan, barang antik, properti, dsb.

Sedangkan pengelolaan keuangan perlu dilakukan agar kita bisa mengetahui perkembangan kondisi keuangan kita. Hal ini bisa dilihat dari neraca dan laporan arus kas pribadi. Jadi sama seperti halnya kita melihat kesehatan perusahaan dari laporan keuangannya, demikian pula kita bisa melihat kesehatan keuangan pribadi kita melalui laporan keuangan pribadi kita pula.

Dalam bagian ketiga, Wealth Transition and Distribution berbicara tentang apa yang ingin dilakukan atas kekayaan yang sudah dikumpulkan tsb pada masa pensiun atau meninggal dunia. Seringkali bagian terakhir ini kurang disiapkan dengan baik, karena dirasa tabu untuk dibicarakan. Tetapi jika bagian ini tidak dipersiapkan dengan baik, maka seringkali terjadi kekacauan dalam keluarga yang ditinggalkan. Tidak jarang kita mendengar berita bahwa setelah orang tua meninggal, anak-anaknya berebut harta warisan. Atau keluarga yang ditinggalkan tidak mengetahui keberadaan harta pewarisnya. Mungkin Anda juga pernah menjumpai asset yang dijual dengan murah karena ingin dibagi-bagi ke para ahli waris dalam waktu singkat atau secepatnya. Hal-hal semacam ini sebenarnya bisa diatasi jika bagian Wealth Transition and Distribution telah disiapkan dengan baik, misalnya melalui pembuatan Surat Wasiat atau membentuk Trust.

Jadi konsep Wealth Management secara komprehensif meliputi Wealth Protection and Preservation, Wealth Growth and Accumulation dan Wealth Transition and Distribution.