Akhir-akhir ini para investor di bursa saham baik di Indonesia maupun global menghadapi fluktuasi harga saham yang cukup besar. Di saat tertentu Index Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa mengalami kenaikan besar, tetapi di saat yang lain mengalami penurunan yang besar pula. Kira-kira, menurut Bapak/Ibu sekalian, apa yang membuat harga suatu saham mengalami kenaikan atau penurunan? Silakan dipikir sejenak….
Apakah sudah dipikirkan? Saya lihat masih ada yang belum memikirkan jawabannya. Silakan dipikir lagi sejenak…. Mungkin Anda menjawab tergantung kondisi fundamental perusahaan tsb, apabila fundamentalnya bagus maka harganya akan naik tetapi bila fundamentalnya jelek maka harganya akan turun. Mungkin ada juga yang menjawab apabila secara analisis teknikal memenuhi persyaratan tertentu akan menunjukkan kecenderungan naik ataupun turun.
Apapun jawaban Anda, factor utama yang menyebabkan naik atau turunnya harga saham pasti bersumber kepada The Law of Demand and Supply atau Hukum Permintaan dan Penawaran. Hal ini sesuai dengan hukum ekonomi, apabila Demand atau Permintaan meningkat banyak dan Supply atau Penawaran hanya sedikit, maka harga akan mengalami kenaikan, demikian pula sebaliknya jika Supply atau Penawaran Jual ada banyak, sedangkan Demand atau Permintaan Beli hanya sedikit, maka harga cenderung turun. Yang harus kita pelajari dan pahami adalah apa yang bisa menyebabkan Demand meningkat? Dan Apa yang bisa menyebabkan Supply meningkat?
Jangan mengartikan posisi antrian beli dan jual yang ditampilkan di layar monitor Anda sebagai total Demand and Supply, karena yang ditampilkan di layar monitor itu juga bisa berisi order untuk mengecoh pasar. Untuk mengetahui faktor yang bisa meningkatkan demand dan supply, bisa kita bandingkan dengan diri kita sendiri. Bila setiap bulan Anda biasanya menghabiskan uang sejumlah Rp. 5 juta untuk keperluan hiburan misalnya makan bersama keluarga di restoran, atau keperluan lainnya. Kapan Anda merasa akan berani royal menaikkan belanja Anda hingga Anda membelanjakan 6 juta bahkan 7 juta dalam bulan tsb?
Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan, banyak orang menjawab bila ada kenaikan penghasilan, maka mereka bisa meningkatkan belanjanya atau karena mereka lagi gembira, mood lagi bagus, atau yakin prospek bisnis yang digeluti sangat cerah sehingga mereka berani meningkatkan spendingnya. Kenaikan penghasilan berarti jumlah uang yang Anda pegang menjadi semakin banyak dan Anda bisa belanja lebih banyak. Dalam dunia perdagangan saham, hal tsb identik dengan kenaikan Jumlah Uang Beredar.
Pada saat Jumlah Uang Beredar mengalami kenaikan banyak, maka uang-uang ini akan mencari tempat untuk diinvestasikan, dan apabila jumlah barang yang ditawarkan misalnya saham tidak mengalami pertambahan, maka Demand akan meningkat dan Supply tetap, sehingga harga saham bisa naik. Demikian pula pada saat kita yakin prospek usaha kita akan bagus, maka mood pun menjadi positif, dan hal ini biasanya terjadi pada ekonomi yang mengalami pertumbuhan, sehingga seringkali harga saham pun ikut naik.
Tetapi sebaliknya bila Anda mengalami penurunan pendapatan, tidak yakin dengan prospek usaha Anda, mood lagi negative, maka Anda tidak akan meningkatkan pengeluaran, bahkan Anda ingin menekan pengeluaran Anda. Dan bila ditranslasikan ke dunia saham maka yang terjadi adalah penurunan jumlah uang beredar, ekonomi lagi lesu sehingga banyak yang kena PHK atau dari kerja full time menjadi part time. Dalam kondisi ini Demand berkurang sedangkan Supply tetap sama, akhirnya harga saham pun mengalami penurunan.
Dalam transaksi saham, Mood ini bisa memiliki pengaruh yang sangat besar, bahkan bisa menimbulkan kepanikan, bisa Panic Buying atau Panic Selling. Panic Buying adalah kondisi di mana investor pada berebut membeli saham, sehingga mereka sudah tidak ingat lagi nilai wajar yang seharusnya dari saham tsb. Sebaliknya Panic Selling adalah kondisi di mana investor pada berebut menjual saham tanpa memperhatikan nilai wajarnya karena diliputi oleh rasa takut, cemas, dsb. Dan sebagaimana yang kita pahami bersama, apabila dalam kondisi panik, pastilah keputusan yang dibuat tidak rasional. Jangan sampai Anda pun ikut terjebak dalam kondisi ini.