Seringkali kita mendengar investor berkata bahwa mereka berinvestasi di saham karena ingin memiliki tingkat pengembalian (return) yang lebih tinggi dibandingkan deposito, dan ada juga yang ingin mengalahkan return dari index saham secara keseluruhan. Dalam usahanya untuk mendapatkan return yang tinggi tsb, banyak cara yang dilakukan oleh investor. Ada yang aktif bertransaksi jual beli langsung di bursa saham melalui perantara perusahaan pialang (disebut juga active investing) dan ada juga yang berinvestasi dengan membeli reksadana yang diterbitkan oleh manajer investasi (passive investing).
Dikatakan active investing karena investor harus aktif dalam pengambilan keputusan beli ataupun jual, dan juga mereka akan aktif mencari informasi terkait saham yang ingin ditransaksikan. Sedangkan dalam passive investing, investor hanya menyerahkan dana yang akan dikelola oleh manajer investasi, semua keputusan beli ataupun jual di tangan manajer investasi.
Apabila Anda termasuk kategori active investor, mungkin tidak ada salahnya Anda review kinerja investasi Anda, dan bandingkan dengan kinerja index saham atau reksadana dalam periode yang sama. Seringkali investor tidak menyadari bahwa kinerja investasi yang mereka kelola sendiri ternyata lebih buruk dari kinerja index saham ataupun reksadana. Bahkan berdasarkan survey yang pernah dilakukan di Amerika Serikat, boleh dikata mayoritas active investor tidak bisa mengalahkan kinerja index saham ataupun reksadana. Beberapa hal yang bisa menyebabkan Anda tidak bisa mengalahkan kinerja index saham antara lain pengetahuan dan ketrampilan dalam berinvestasi yang masih belum mencapai tahap professional, atau mungkin juga konsentrasi Anda harus terpecah dengan kegiatan bisnis yang Anda geluti sehingga hasil tidak bisa maksimal. Bila Anda termasuk kategori ini, mungkin tidak ada salahnya Anda melirik passive investing.
Dengan passive investing, Anda bisa tetap konsentrasi dengan bisnis Anda dan investasi Anda akan dikelola oleh pihak yang memang professional di bidangnya. Cara yang paling sering digunakan dalam passive investing adalah membeli reksadana. Manajer investasi akan diacungi jempol apabila kinerja reksadana yang mereka kelola bisa mengalahkan kinerja index saham. Untuk mencapai hal tsb, maka para manajer investasi berlomba mempekerjakan para professional bahkan dengan gaji yang tinggi sekalipun dengan harapan mereka memiliki kemampuan untuk memilih saham yang akan menghasilkan return yang luar biasa. Hal ini memiliki implikasi ke struktur biaya yang cukup tinggi atas reksadana bersangkutan, sehingga Anda akan menjumpai biaya pengelolaan (annual management fee) reksadana saham yang relatif tinggi.
Tetapi ada hal yang cukup menarik untuk dicermati terkait investasi di reksadana. Berdasarkan survey yang pernah dilakukan di Amerika Serikat, ternyata kurang lebih hanya 20% saja reksadana yang bisa mengalahkan kinerja index saham. Hal ini tentu saja bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan untuk secara benar memilih reksadana pemenang tsb. Bahkan Warren Buffett sangat yakin dalam jangka panjang reksadana tidak bisa mengalahkan kinerja index saham, beliau sangat menekankan tingginya biaya pengelolaan atas reksadana akan membebani kinerja reksadana bersangkutan dalam jangka panjang. Lalu kita sebaiknya berinvestasi di instrumen apa?
Bila Anda ingin passive investing dengan struktur biaya yang rendah, maka Index Fund adalah pilihan yang pas buat Anda. Dalam sebuah Index Fund, portfolio investasi mengikuti suatu komposisi yang mengacu ke index saham tertentu. Karena pemilihan saham harus mengikuti ke komposisi yang sudah ada, maka manajer investasi tidak perlu mempekerjakan orang dengan gaji tinggi yang akan memilih saham, sehingga biaya pengelolaan pun akan menjadi relatif rendah. Dan kinerjanya akan kurang lebih mengikuti kinerja index saham. Produk Index Fund sudah sangat umum di negara-negara maju, bahkan saat ini mayoritas index fund berbentuk Exchange Traded Fund (ETF). ETF adalah reksadana yang dapat diperdagangkan seperti saham, dan kinerjanya mengikuti komposisi index saham yang dipilih.
Bagi Anda yang ingin berinvestasi di bursa saham luar negeri, maka Index Fund bisa menjadi instrumen yang pas untuk mengatasi keterbatasan informasi dan pengetahuan kita atas perusahaan di luar negeri tsb. Satu hal yang amat disayangkan, produk Index Fund, baik yang berbentuk reksadana ataupun ETF, di Indonesia masih kurang berkembang sehingga masyarakat pun masih kurang menyadari eksistensinya meskipun instrumen tersebut memiliki banyak keunggulan. Melihat perkembangan produk Index Fund berbentuk ETF di luar negeri yang sangat luar biasa, maka di Indonesia pun kita juga bisa mengharapkan pertumbuhan yang besar di masa akan datang.