Di awal tahun 2013 indeks saham Indonesia mencapai nilai rekor tertinggi, menembus angka 4.800. Tentu saja hal ini menggembirakan para investor bursa saham, dan jika Anda belum ikut mencicipi manisnya keuntungan dari investasi saham, mungkin Anda saat ini tertarik untuk berinvestasi. Sebelum Anda menancapkan dana investasi di pasar saham, Anda perlu menjawab lima pertanyaan berikut.
1. What is your Risk Tolerance?
Risk Tolerance adalah kemampuan kita dalam mengakomodasi risiko. Dalam dunia investasi ada 3 (tiga) tipe investor berdasar risk tolerance, yaitu tipe konservatif, moderat dan agresif. Tipe konservatif berarti tidak berani mengambil risiko, investor tipe ini tidak berani mengharapkan return yang tinggi karena return yang tinggi pasti diiringi dengan risiko yang tinggi pula. Mereka ingin sesuatu yang aman, agar dana investasinya tetap utuh. Sedangkan tipe agresif berani mengambil risiko yang besar asalkan bisa menghasilkan return yang besar pula, mereka tidak takut untuk menerima konsekuensi potensi kerugian dalam jangka pendek demi mendapatkan keuntungan yang besar dalam jangka panjang. Sedangkan moderat berada di antara kedua tipe sebelumnya. Instrumen investasi yang cocok untuk investor tipe konservatif biasanya instrumen pasar uang atau obligasi. Saham memiliki volatilitas yang tinggi, sehingga dianggap berisiko tinggi. Saham cocok untuk investor tipe agresif karena instrumen saham terbukti memberikan return paling tinggi dalam jangka panjang dibandingkan instrumen pasar uang dan obligasi meskipun volatilitasnya tinggi. Jika Anda tipe konservatif tetapi ingin berinvestasi di pasar saham, mungkin sebaiknya berinvestasi dengan jumlah yang tidak terlalu besar.
2. Do you really understand how the stock market works?
Kita harus paham bagaimana pasar saham bekerja termasuk karakteristik dari instrumen investasi yang ditawarkan. Saham adalah instrumen investasi jangka panjang, dan definisi jangka panjang adalah di atas 1 tahun, bahkan ada yang mengatakan jangka panjang adalah di atas 5 tahun. Di dalam bursa saham terdapat banyak pelaku antara lain: spekulan, investor perorangan, manajer investasi, investor institusi, dan lain sebagainya. Masing-masing memiliki pandangan yang berbeda-beda dan strategi investasi yang berbeda pula sehingga bisa terjadi transaksi. Anda juga perlu memahami faktor-faktor apa saja yang bisa mempengaruhi pergerakan harga saham. Jika Anda masih belum memahami hal-hal ini dan langsung berinvestasi, ibarat Anda memasuki ladang ranjau dengan mata tertutup, kemungkinan besar Anda akan mengalami kerugian.
3. What strategy will you use?
Setelah Anda paham cara kerja pasar saham dan karakteristik instrumen-instrumen di dalamnya, Anda perlu memikirkan strategi mana yang harus Anda pakai: active investing atau passive investing. Anda bisa menggunakan strategi aktif jika Anda memang memiliki waktu dan kapabilitas untuk melakukan riset atas saham tertentu dan melakukan transaksi jual beli. Sebaliknya, passive investing bisa dilakukan dengan membeli reksadana atau Anda gunakan buy and hold strategy, di mana Anda membeli dan tidak diperjualbelikan dalam jangka pendek. Satu hal yang perlu diketahui bahwa kebanyakan investor yang menggunakan strategi aktif ternyata jarang sekali bisa menghasilkan return di atas indeks saham. Sehingga jika Anda memang mau berinvestasi dalam jangka panjang, mungkin akan lebih baik Anda memilih index fund. Anda juga perlu menentukan apakah Anda akan berinvestasi sekaligus pada saat ini, atau Anda berinvestasi secara bertahap selama kurun waktu tertentu. Jika kita berinvestasi secara sekaligus dan kemudian pasar saham turun maka kita akan mengalami kerugian yang besar, demikian pula sebaliknya jika pasar saham langsung naik maka kita akan mendapatkan keuntungan yang besar. Berinvestasi secara bertahap membantu kita untuk menyebar risiko karena kita akan tetap membeli pada saat indeks saham naik maupun turun, asalkan dalam jangka panjang indeks saham naik signifikan, maka kita juga akan mendapatkan return yang menarik.
4. Are you investing or gambling?
Seringkali setelah berinvestasi, investor menjadi lupa atas rencana awalnya dan berganti menjadi transaksi jual beli yang penuh spekulasi bahkan dianggap seperti judi. Untuk menghindari hal ini, Anda perlu didampingi seorang penasihat keuangan dalam mengelola investasi Anda. Penasihat tsb yang akan mengingatkan Anda jika terjadi penyimpangan pola investasi.
5. Are you ready to lose the money that you invest?
Pertanyaan terakhir yang harus dijawab adalah apakah Anda siap untuk kehilangan uang tsb. Setiap investasi memiliki risiko, dan pasar saham memiliki risiko yang tinggi. Jika Anda merasa tidak siap untuk kehilangan uang yang diinvestasikan, maka sebaiknya jangan berinvestasi di pasar saham.